Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

REBUT KEMBALI STUDIO FILM, INSAN FILM SUMUT "BERSUNGUT"

BERITA
Oleh. Ayub Badrin

Ayub Badrin
MEDAN-Insan Film Sumut yang terdiri dari Persatuan Artis Film (PARFI) Medan/Sumut, Persatuan Artis Sinetron (PARSI) Medan/Sumut, dan beberapa kelompok studi film seperti Studi Film Nasional Sumut (Stufina), Widi Production, Windy Production,"bersungut-sungut" (marah yang terpendam-red).
Mengapa? Rupanya mereka "terpukul" dengan "dirampoknya" Studio Film Sunggal oleh "mafia tanah" selama ini. Meski kesadaran ini datangnya agak terlambat namun mereka bertekad untuk merebut kembali studio yang kini tinggal tanah kosong itu.
Setidaknya hal inilah yang tergambar dalam pertemuan Insan Film Sumut, di Gedung Pameran Taman Budaya Sumut (TBSU) yang digagas oleh Forum Komunikasi Insan Film Sumut, Jumat (8/4/2011).
"Kita mendengar di DPRDSU tanggal 20 ini, ada pembahasan mengenai Studio Sunggal. Sebagai insan film, kita harus cepat menyikapi hal ini. Sebab ini merupakan langkah awal merebut kembali studio film sunggal ke tangan insan film di sumut ini,"ujar H Amsyal, Ketua Forum Komunikasi Insan Film.
Kawasan Kesawan Medan Tempo Dulu
Pertemuan yang dipandu Dahri Uhum Nasution itu dihadiri, Darwis Rivai Harahap, Baharudin Saputra, Niko Pulungan, Zakaria, Burhan, Dayon Arora, Indra Taruna, H.Erwin Norman Siregar, Haposan dan sejumlah tokoh perfilman sumatera Utara lainnya.
Setelah melalui rembug yang cukup panjang, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan unjukrasa damai pada tanggal 20 April tersebut. Namun kata Amsyal sebelumnya akan dilakukan audensi kepada Gubernur dan Kapolda.
"Kita akan melakukan audensi dengan kedua unsur Muspida ini, mengingat mereka masih awam soal sejarah Studio Film ini. Oleh karena itu kita ingin memberikan masukan kepada mereka sebelum menghadapi DPRDSU nantinya,"ujar Amsyal.
Lanjut Amsyal yang mengatakan semua unsur perfilman Sumut sudah sepakat untuk melakukan unjuk rasa damai ini, akan dilakukan untuk mendukung pemprovsu dalam merebut kembali tanah Studio Sunggal yang telah di "rampok" pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut.
H Amsyal
 Ketua Forum Komunikasi Insan Film
Mendukung pernyataan Amsyal, Dahri Uhum juga mengatakan, kepemilikan tanah Studio Film di Sunggal itu harus jelas dulu alas haknya. Kata pria yang terkenal dengan nama Atok Ai ini, bagi insan film di Sumut, siapapun yang punya tanah tersebut tidak menjadi soal, yang penting pengelolaannya dikembalikan ke Insan Fim Sumatera Utara.
"Kita mendukung penuh perjuangan Pemprovsu untuk mengambil kembali tanah studio Sunggal. Namun kita juga berharap agar pemerintah mengembalikan pengelolaan studio film tersebut kepada insan film. Dan yang terpenting, bangunan dan segala peralatan film di sana harus dikembalikan kepada insan film di daerah ini,"tegas Dahri.
Sementara itu sebelumnya, semua peserta pertemuan yang notabene insan film Sumut itu, menyatakan siap mengumpulkan bukti-bukti keterlibatan langsung mereka di studio film satu-satunya milik daerah tersebut. "kita siap menunjukkan bukti-bukti seperti sertifikat sewaktu mengikuti Kursus Dasar Perfilman Dewan Kesenian Medan 1981 di Studio Film tersebut. Ada sejumlah nama yang kini banyak menjadi wartawan senior yang ikut kursus tersebut, seperti Herry Sasmita (Trans7), Saipul (Deli TV), Ahmad.S (Teater Shakuntala) Boy Harjo (eks Analisa) Rusli R (RCTI ) Adi RH (Art Director), kemudian pemilik studio film seperti H Amsyal (Widy Production), Dayon Arora (Stufina), Indra Taruna (PARSI) dan H.Erwin Norman Siregar (PARFI), sejumlah tokoh perfiliman lainnya. (***)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar